Category "Kelas 4"

22Sep2021

21Sep2021

Pembulatan Hasil Pengukuran panjang dan Berat

1. Pembulatan Hasil Pengukuran Panjang dan Berat ke Satuan Terdekat

  • Pembulatan ke atas ke satuan terdekat dilakukan dengan cara menghilangkan angka di belakang koma dan menambahkan bilangan 1 pada angka satuannya.
  • Pembulatan ke bawah ke satuan terdekat dilakukan dengan cara menghilangkan angka di belakang koma.
  • Pembulatan terbaik ke satuan terdekat dilakukan dengan memperhatikan satu angka yang terletak di belakang koma. Jika angka tersebut lebih dari atau sama dengan 5, maka dilakukan pembulatan ke atas, yaitu menghilangkan angka di belakang koma dan menambahkan bilangan 1 ke angka satuannya. Sedangkan jika angka di belakang koma kurang dari 5, maka dilakukan pembulatan ke bawah, yaitu menghilangkan angka di belakang koma.

2. Pembulatan Hasil Pengukuran Panjang dan Berat ke Puluhan Terdekat

Kita perhatikan angka pada satuan.

Jika angka tersebut kurang dari 5 (1, 2, 3, 4), maka bilangan dibulatkan ke bawah (dihilangkan). Sebaliknya jika angka tersebut diatas 5 (6, 7, 8, 9) maka dibulatkan ke atas (ditambah satu).

Contoh: berat 16 Kg

Angka 6 pada satuan di atas lebih dari 5 (dibulatkan ke atas)

Jadi, 16 Kg dibulatkan menjadi 20 Kg

Contoh: Tinggi 42 cm

angka 2 pada satuan di atas kurang dari 5 (dibulatkan ke bawah)

Jadi, 42 cm dibulatkan menjadi 40 cm

3. Pembulatan Hasil Pengukuran Panjang dan Berat ke Ratusan  Terdekat

Kita perhatikan angka pada satuan.

Jika angka tersebut kurang dari 50 (10, 20, 30, 40), maka bilangan dibulatkan ke bawah (dihilangkan). Sebaliknya jika angka tersebut diatas 50 (60, 70, 80, 90) maka dibulatkan ke atas (ditambah ratusan).

Contoh: berat beras167 Kg

angka 67 pada puluhan  di atas lebih dari 50 (dibulatkan ke atas)

Jadi, 167 Kg dibulatkan menjadi 200 Kg

Contoh: Tinggi 142 cm

angka 42 pada puluhan  di atas kurang dari 50 (dibulatkan ke bawah)

Jadi, 142 cm dibulatkan menjadi 100 cm

Contoh alat untuk mengukur panjang dan berat.

Sumber :

  1. Buku Paket Matematika Kelas IV Penerbit Gelora Aksara Pratama
  2. http://www.mejabelajar.my.id/2020/10/matematika-kelas-4-pembulatan-hasil.html
16Sep2021

Nabi dan Rasul adalah manusia-manusia terbaik pilihan Allah SWT. Tentunya, hal tersebut yang membedakannya dengan yang lain. Selain karena mendapatkan amanah berdakwah, ada sifat wajib bagi rasul yang tentunya dimiliki.

Sifat-sifat wajib bagi rasul tersebut yang menjaga seluruhnya dari dosa. Sebab, Allah SWT yang langsung menjaga kemaksuman para rasul baik secara fisik maupun non-fisik. Sebab, tugas seorang nabi dan rasul adalah untuk mengantarkan umat dari zaman jahiliyah menuju zaman penuh penerangan.

Beberapa sifat wajib bagi rasul ini merupakan keharusan. Sebab, hal ini terjadi karena sudah menjadi kehendak dari Allah SWT, dan tujuannya tidak lain adalah agar nabi dan rasul bisa menjadi panutan untuk seluruh umat muslim.

1. As-Shidiq

Sifat wajib bagi rasul yang pertama adalah As-Shidiq, yang artinya selalu benar dan jujur. Sifat ini pasti dimiliki oleh rasul, sebab tidak ada seorang pun rasul yang berbohong kepada orang lain. Salah satunya saat sifat ini begitu melekat pada Nabi Muhammad SAW.

Kejujuran beliau tidak terkenal hanya di kalangan para sahabat, tapi juga para musuh pun mengakui hal tersebut. Sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ali RA , bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Rasulullah SAW: “Kami tidak menganggap engkau dusta, tapi menganggap dusta ajaran yang engkau bawa.”

Selain itu, kejujuran juga dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS kepada bapaknya. Apa yang disembah oleh bapaknya adalah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat dan malah mendatangkan mudarat. Maka Nabi Ibrahim berusaha mengajak bapaknya untuk meninggalkan hal tersebut.

Peristiwa tersebut diabadikan di dalam Alquran: “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (Alquran), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi.” (QS Maryam: 41).

2. Al-Amanah

Al-Amanah merupakan sifat wajib bagi rasul lainnya. Memiliki arti dapat dipercaya, sifat ini begitu melekat pada para rasul. Setiap perkataan maupun perbuatan yang ditunjukkan oleh rasul sudah pasti dapat dipercayai.

Rasulullah tidak mungkin ingkar terhadap perbuatan atau ucapannya, karena tidak ada satupun perbuatannya yang terlepas dari maksud Allah SWT. Contohnya saat kaum Nabi Nuh AS mendustakan apa yang sudah dibawa dari Allah SWT.

Kemudian Allah SWT menegaskan bahwa Nuh AS merupakan orang yang terpercaya atau amanah. “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.” (QS Asy-Syu’ara: 106- 107).

3. At-Tabligh

At-Tabligh artinya adalah menyampaikan. Tidak pernah sekalipun Rasulullah menyimpan wahyu dari Allah untuk dirinya atau hanya untuk keluarganya sendiri. Setiap wahyu yang disampaikan kepadanya akan disampaikan kembali kepada umat manusia.

Sebab menyampaikan wahyu dari Allah kepada umat manusia merupakan tugas seorang rasul. Dalam sebuah riwayat menyebutkan bahwa Ali bin Abi Thalib ditanya mengenai wahyu yang tidak ada di dalam Alquran. Ali menegaskan: “Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap Alquran.”

Hal tersebut juga dijelaskan dalam Alquran: “Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS Al-Maidah: 67).

4. Al-Fathonah

Al-Fathonah berarti memiliki kecerdasan yang tinggi. Ini merupakan sifat wajib bagi rasul yang mutlak adanya. Sebab, kecerdasan tersebut dibutuhkan karena berkaitan dengan misi suci yang telah diamanahkan oleh Allah SWT.

Selain itu, karena ujian dan tugas yang diberikan kepada rasul sangat berat, tentunya hal ini memerlukan kecerdasan untuk menyelesaikan masalah secara cepat. Rasul juga berperan sebagai tokoh Islam, pemimpin, panglima perang, pebisnis, politisi, dan sebagainya semasa hidupnya.

Nabi dan rasul diberi kecerdasan oleh Allah SWT agar mampu merangkul hingga memerangi kaum yang menolak keberadaan Allah SWT dan tidak berada di jalan-Nya, dan mengajaknya untuk berada di jalan yang benar dan diridhoi oleh Allah SWT.

16Sep2021
Mengubah bentuk pecahan menjadi persen.

Lihatlah soal pada gambar di atas, kemudian ubahlah menjadi bentuk pecahan. Apakah teman-teman sudah tahu caranya?

Sebenarnya untuk mengubahan bentuk pecahan ke persen mudah, cukup kalikan dengan 100%.

Jadi, pada soal nomer 1 kita cukup kalikan 1/2 dengan 100. Tapi yang dikalikan adalah angka pembilangnya saja.

Jadi, 1/2 x 100% = 100/2 = 50%

Untuk soal nomer 2, kita harus mengubahny menjadi pecahan biasa, yaitu 7/5.

Jadi, 7/5 x 100% = 700/5 = 140%

Untuk soal nomer 3, kita abaikan dulu tanda koma pada bilangan desimal. Jadi tersisa angka 74 saja.

Jadi, 74 x 100% = 7400% Namun karena ada dua angka di belakang koma pada 0,74 maka kita juga harus tambahkannya di dalam hasil tadi.

Hasil akhirnya adalah 74%

Mengubah persen menjadi pecahan

Untuk mengubah persen menjadi pecahan sangat mudah. Karena pada dasarnya persen itu adalah perseratus.

Jadi kalau kita melihat 25% itu tandanya adalah 25/100. Setelah itu, kita bisa mengubahnya menjadi bentuk pecahan paling sederhana, yaitu 1/4.

Contoh lainnya adalah 60% yang artinya 60/100. Setelah disederhanakan maka kita bisa mendapatkan  3/5.

Mengubah persen ke desimal

Teman teman perhatikan gambar di atas untuk memahami cara mengubah persen menjadi desimal.

Seperti yang tertulis pada gambar, kuncinya adalah menambahkan koma setelah dua angka dari kanan karena pada dasarnya kita membagi angka persen dengan angka 100.

Jadi, seperti contoh 5% kita mengubahnya menjadi pecahan, yaitu 5/100. Setelah itu kita bagi 5 dengan 100, hasilnya adalah 0,05.

Untuk mudahnya kita bisa menambahkan dua angka 0 di sebelah kiri angka 5, kemudian menambahkan koma dua angka dari kanan.

Untuk soal 25%, kita hanya cukup menambahkan satu buah angka 0, karena pada dasarnya ia memiliki dua angka. Jadi, 0,25.

Untuk persen dalam bentuk koma sepert 74,5%, kita harus menambahkan koma dua angka setelah koma.

Jadi, koma harusnya terletak di sebelah kiri angka 7, tapi kita harus menambahkan angka 0 di depannya agar menjadi angka desimal, yaitu 0,745.

 

Sumber :

1. https://www.youtube.com/watch?v=8djU-acMCa8

2. https://bobo.grid.id/read/082258532/rangkuman-dan-soal-materi-pecahan-desimal-dan-persen-belajar-dari-rumah-tvri-untuk-sd-kelas-4-6?page=all

16Sep2021