Wayang punakawan merupakan kisah empat tokoh pewayangan termasyhur di tlatah Jawa, diyakini merupakan kreasi Sunan Kalijaga.
Punakawan asal kata pana berarti paham dan kawan yang berarti teman.
Bisa diartikan juga sebagai kawan yang menyaksikan atau pengiring (abdi).
Naala qoriin diucapkan dalam lisan orang Jawa menjadi Nala Gareng.
Karakter Gareng memiliki hidung bulat, tubuh pendek, lengan kurus, berkuncir, kaki pincang, dan tangan ceko.
Petruk berasal dari kata Fatruk, artinya tinggalkanlah.
Kata fatruk diambil dari kalimat Fatruk Kullu Maa Siwallahi artinya tinggalkan segala yang dilarang Allah SWT.
Karakter Petruk memiliki hidung panjang dan berkulit hitam.
Bagong berasal dari kata Bagha, artiya lacut atau berontak.
Maksudnya berontak yaitu melawan terhadap sesuatu yang zalim.
Karakter Bagong digambarkan botak, bibir dower, dan perut buncit.
Banyak sumber menyebutkan lakon pewayangan punakawan merupakan kreasi Sunan Kalijaga sebagai media dakwah.
Seorang penyebar Islam di tanah Jawa yang dikenal dengan nama Wali Sanga.
Sunan Kalijaga bernama asli Raden Said.
Dia putra Adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur.
Nama lain Sunan Kalijaga antar lain Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman.
Ia hidup pada masa kekuasaan Majapahit (akhir) dan Kesultanan Demak.
Empat lakon punakawan oleh Sunan Kalijaga digunakan sebagai media menyebarkan Islam di tanah Jawa.
Salah satu cerita pewayangan yang paling terkenal mengenai Jamus Kalimasada.
Sebuah pustaka Kalimasada yang memiliki asal kata Kalimat Syahadat.