Category "Kelas"

16Sep2021

16Sep2021

Nabi dan Rasul adalah manusia-manusia terbaik pilihan Allah SWT. Tentunya, hal tersebut yang membedakannya dengan yang lain. Selain karena mendapatkan amanah berdakwah, ada sifat wajib bagi rasul yang tentunya dimiliki.

Sifat-sifat wajib bagi rasul tersebut yang menjaga seluruhnya dari dosa. Sebab, Allah SWT yang langsung menjaga kemaksuman para rasul baik secara fisik maupun non-fisik. Sebab, tugas seorang nabi dan rasul adalah untuk mengantarkan umat dari zaman jahiliyah menuju zaman penuh penerangan.

Beberapa sifat wajib bagi rasul ini merupakan keharusan. Sebab, hal ini terjadi karena sudah menjadi kehendak dari Allah SWT, dan tujuannya tidak lain adalah agar nabi dan rasul bisa menjadi panutan untuk seluruh umat muslim.

1. As-Shidiq

Sifat wajib bagi rasul yang pertama adalah As-Shidiq, yang artinya selalu benar dan jujur. Sifat ini pasti dimiliki oleh rasul, sebab tidak ada seorang pun rasul yang berbohong kepada orang lain. Salah satunya saat sifat ini begitu melekat pada Nabi Muhammad SAW.

Kejujuran beliau tidak terkenal hanya di kalangan para sahabat, tapi juga para musuh pun mengakui hal tersebut. Sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ali RA , bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Rasulullah SAW: “Kami tidak menganggap engkau dusta, tapi menganggap dusta ajaran yang engkau bawa.”

Selain itu, kejujuran juga dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS kepada bapaknya. Apa yang disembah oleh bapaknya adalah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat dan malah mendatangkan mudarat. Maka Nabi Ibrahim berusaha mengajak bapaknya untuk meninggalkan hal tersebut.

Peristiwa tersebut diabadikan di dalam Alquran: “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (Alquran), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi.” (QS Maryam: 41).

2. Al-Amanah

Al-Amanah merupakan sifat wajib bagi rasul lainnya. Memiliki arti dapat dipercaya, sifat ini begitu melekat pada para rasul. Setiap perkataan maupun perbuatan yang ditunjukkan oleh rasul sudah pasti dapat dipercayai.

Rasulullah tidak mungkin ingkar terhadap perbuatan atau ucapannya, karena tidak ada satupun perbuatannya yang terlepas dari maksud Allah SWT. Contohnya saat kaum Nabi Nuh AS mendustakan apa yang sudah dibawa dari Allah SWT.

Kemudian Allah SWT menegaskan bahwa Nuh AS merupakan orang yang terpercaya atau amanah. “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.” (QS Asy-Syu’ara: 106- 107).

3. At-Tabligh

At-Tabligh artinya adalah menyampaikan. Tidak pernah sekalipun Rasulullah menyimpan wahyu dari Allah untuk dirinya atau hanya untuk keluarganya sendiri. Setiap wahyu yang disampaikan kepadanya akan disampaikan kembali kepada umat manusia.

Sebab menyampaikan wahyu dari Allah kepada umat manusia merupakan tugas seorang rasul. Dalam sebuah riwayat menyebutkan bahwa Ali bin Abi Thalib ditanya mengenai wahyu yang tidak ada di dalam Alquran. Ali menegaskan: “Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap Alquran.”

Hal tersebut juga dijelaskan dalam Alquran: “Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS Al-Maidah: 67).

4. Al-Fathonah

Al-Fathonah berarti memiliki kecerdasan yang tinggi. Ini merupakan sifat wajib bagi rasul yang mutlak adanya. Sebab, kecerdasan tersebut dibutuhkan karena berkaitan dengan misi suci yang telah diamanahkan oleh Allah SWT.

Selain itu, karena ujian dan tugas yang diberikan kepada rasul sangat berat, tentunya hal ini memerlukan kecerdasan untuk menyelesaikan masalah secara cepat. Rasul juga berperan sebagai tokoh Islam, pemimpin, panglima perang, pebisnis, politisi, dan sebagainya semasa hidupnya.

Nabi dan rasul diberi kecerdasan oleh Allah SWT agar mampu merangkul hingga memerangi kaum yang menolak keberadaan Allah SWT dan tidak berada di jalan-Nya, dan mengajaknya untuk berada di jalan yang benar dan diridhoi oleh Allah SWT.

16Sep2021

SBdP
KD 3.2 Memahami Tangga Nada

A. Tangga Nada
Tangga nada merupakan susunan nada yang berjenjang mulai dari do, re, mi, fa, sol, la, si, do. Nada-nada tersebut disimbulkan dengan notasi angka, dengan susunan sebagai berikut. 1,2,3,4,5,6,7,1.

Tangga nada dengan susunan nada tersebut disebut dengan tangga nada diatonis. Tangga nada diatonis dibedakan menjadi dua, yaitu tangga nada mayor dan tangga nada minor

Tangga Nada Mayor Tangga Nada Minor
1. Pola interval 1–1–½–1–1–1–½

2.   Bersemangat

3.   Riang gembira

4.   Diawali dan diakhiri dengan nada Do = C,

 

Contoh lagu

1.      Hallo-Hallo Bandung

2.      Indonesia Raya

3.      Gadura Pancasila

4.      Hari Merdeka, dll

1. Pola interval 1, ½, 1, 1, ½, 1, 1

2.   Kurang bersemangat

3.   Bersifat sedih,

4.   Diawali dan diakhiri dengan nada la=a.

 

Contoh lagu

1.      Syukur

2.      Mengheningkan Cipta

3.      Gugur Bunga

4.      Himne Guru, dll

B. Jenis-Jenis Alat Musik Daerah
Alat musik daerah adalah alat musik yang lahir dan berkembang di suatu daerah tertentu dan diwariskan turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Alat musik daerah juga mempunyai ciri khas dan keunikan dari bentuk dan suara yang dihasilkan alat musik tersebut.

Sasando (NTT)

C. Alat Musik Ritmis
Alat musik ritmis adalah, salah satu alat yang tidak akan dapat membunyikan beberapa nada tertentu. Alat ini hanya akan dijadikan sebagai salah satu penggiring irama yang akan berguna, untuk mengatur tempo lagu pada sebuah musik.
Contoh Alat Musik Ritmis

16Sep2021

Membaca Bilangan Ratusan

Bilangan ratusan adalah nilai angka yang berkelipatan 100. Misalnya, jika ada angka 352, maka:

– Angka 3 adalah ratusan, yaitu 300

– Angka 5 adalah puluhan, yaitu 50

– Angka 2 adalah satuan

Untuk membaca bilangan ratusan, kita bisa mengingat contoh di atas ini, teman-teman, yaitu jika ada bilangan yang terdiri dari tiga angka, maka angka pertama bernilai ratusan, angka kedua bernilai puluhan, dan angka ketiga bernilai satuan.

Yuk, coba baca bilangan ratusan berikut:

– 138 dibaca seratus tiga puluh delapan

– 276 dibaca dua ratus tujuh puluh enam
351 dibaca tiga ratus lima puluh satu

– 462 dibaca empat ratus enam puluh dua

– 512 dibaca lima ratus dua belas

Coba contoh lain, yuk!

1. Tuliskan lambang bilangan dari empat ratus lima puluh dua

Jawabannya adalah 452.

2. Tuliskan nama bilangan dari 321

Jawabannya adalah tiga ratus dua puluh satu.

Membandingkan Bilangan Ratusan

Beberapa waktu lalu, kita belajar tentang membandingkan bilangan.

Jika satu bilangan lebih besar nilainya dari bilangan lainnya, maka kita bisa menggunakan tanda “>” atau “lebih besar dari”.

Jika satu bilangan lebih kecil nilainya dari bilangan lainnya, maka kita bisa menggunakan tanda “<” atau “lebih kecil dari”.

Jika dua bilangan nilainya sama, maka kita bisa menggunakan tanda “=” atau “sama dengan”.
Untuk membandingkan bilangan ratusan, maka kita bisa melihat bilangan ratusannya lebih dulu, atau angka yang ada di paling depan.

Kemudian, kita lihat puluhannya atau angka kedua.

Yang terakhir, kita lihat satuannya atau angka terakhir.

Mengurutkan Bilangan Ratusan

Nah, kalau mengurutkan bilangan ratusan, kita juga harus melihat dari angka ratusan, puluhan, dan satuannya.

Namun, perhatikan pertanyaannya, ya. Jika kita diminta mengurutkan dari kecil ke besar atau sedikit ke banyak, maka bilangan diurutkan dari yang nilainya paling kecil ke bilangan yang nilainya paling besar.

Lihat contoh di bawah ini, ya!

1. Urutkan bilangan berikut dari yang terkecil ke terbesar

122, 102, 120

Jawabannya, urutan bilangan dari yang terkecil ke terbesar adalah 102, 120, 122

2. Urutkan bilangan berikut dari yang terbesar ke terkecil

234, 228, 245

Jawabannya, urutan bilangan dari yang terbesar ke terkecil adalah 245, 234, 228

sumber :https://bobo.grid.id/read/082379287/membaca-menulis-mengurutkan-bilangan-ratusan-materi-belajar-dari-rumah-matematika-sd-kelas-1-3?page=all

16Sep2021

Pandawa Lima merupakan tokoh yang tidak dapat dipisahkan dengan kisah Mahabarata, karena Pandawa Lima merupakan tokoh sentralnya bersama dengan Kurawa.

Pertempuran antara Pandawa Lima dengan Kurawa yang masih mempunyai hubungan saudara, karena Pandawa Lima memperjuangkan hak tahtanya atas Kerajaan Hastinapura yang di kuasai oleh para Kurawa ( Prabu Suyudhana dengan saudara-saudaranya yang berjumlah seratus ).

Pandawa lima adalah sebutan lima bersaudara, putra dari Pandu Dewanata yakni Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa.

Yudistira dengan nama kecilnya Puntadewa, Bima dengan nama kecilnya Sena, dan Arjuna dengan nama kecilnya Permadi dilahirkan dari ibu Dewi Kunti sedang Nakula dengan nama kecilnya Punten dan Sadewa dengan nama kecilnya Tangsen dilahirkan dari ibu Dewi Madrim.

Pandu Dewanata adalah Raja Hastinapura, tetapi mati muda dan anak-anaknya masih kecil-kecil sehingga belum memungkinkan untuk memegang kendali pemerintahan, untuk mengisi ke kosongan pemerintahan Hastinapura, maka diangkatlah Destaratra yang buta, kakak Pandu Dewanata untuk menduduki jabatan sementara tahta Hastina, kelak jika putra-putra Pandu telah dewasa, Hastinapura akan diserahkan pada Pandawa Lima, putra Pandu yang mempunyai hak atas tahta Hastina secara syah.

Rencana penyerahan tahta Hastinapura ke para Pandawa Lima Putra Pandu secara damai kelaknya hanya tinggal rencana saja, karena ren-cana tersebut terhalang oleh Dewi Gendari Istri Destarastra yang sangat ambisius, apa lagi ambi si Dewi Gendari didukung oleh adiknya Harya Su man alias Sengkuni, menjadi patih Hastinapura, mempunyai watak iri, dengki dan syirik yang menghalakan segala cara untuk mencapai tujuannya.

Destarastra disamping buta, pendiriannya juga kurang kuat, mudah berubah, mudah dihasut dan mudah dibujuk oleh anak-anaknya yang berjumlah seratus, dikenal dengan Kurawa atau Sata Kurawa yang hampir seluruh anaknya berwatak pendusta, iri, dengki, tamak, syirik dlsb.

Patih Harya Suman alias Sengkuni sangat besar sekali pengaruhnya pada para Kurawa dalam membentuk anganggapan bahwa Pandawa Lima merupakan musuh dan saingan terberatnya, karena itu harus disingkirkan dengan cara apapun juga, agar Hastinapura tidak jatuh ketangan Pandawa Lima Putra Pandu, sebagai pewaris syah atas tahta Hastinapura.

Meskipun Pandawa Lima dan Kurawa berguru pada guru yang sama yakni Resi Durna ( Druna ) dan Resi Krepa, tetapi permusuhan diantara mereka tidak dapat dipadamkan untuk menjadi rukun, bahkan semakin menjadi-jadi.

Pandawa Lima selalu lebih unggul dlm ke-trampilan ulah senjata dan ulah krida dari pada para Kurawa. Puntadewa selalu lebih unggul dibi dang sastra dan ketatanegaraan, Bima unggul dibidang memainkan senjata gada, Harjuna unggul dibidang memanah dan ulah pedang sedang kan Nakula dan Sadewa tidak ikut berguru kare-na masih terlalu kecil.

Bima bersosok tubuh besar, konon sangat jahil suka mengganggu Kurawa dengan tiada sebab Kurawa sering ditampar dan ditempeleng oleh Bima terutama Suyudhana/Duryudhana dan Dursasana ( adik Suyudhana ), akhirnya menimbulkan perkelahian tetapi selalu dimenangkan oleh Bima meskipun Bima dikeroyok mereka berdua, karena itu Bima selalu menjadi sasaran pelampiasan dari kekesalan mereka

 

 

16Sep2021
Mengubah bentuk pecahan menjadi persen.

Lihatlah soal pada gambar di atas, kemudian ubahlah menjadi bentuk pecahan. Apakah teman-teman sudah tahu caranya?

Sebenarnya untuk mengubahan bentuk pecahan ke persen mudah, cukup kalikan dengan 100%.

Jadi, pada soal nomer 1 kita cukup kalikan 1/2 dengan 100. Tapi yang dikalikan adalah angka pembilangnya saja.

Jadi, 1/2 x 100% = 100/2 = 50%

Untuk soal nomer 2, kita harus mengubahny menjadi pecahan biasa, yaitu 7/5.

Jadi, 7/5 x 100% = 700/5 = 140%

Untuk soal nomer 3, kita abaikan dulu tanda koma pada bilangan desimal. Jadi tersisa angka 74 saja.

Jadi, 74 x 100% = 7400% Namun karena ada dua angka di belakang koma pada 0,74 maka kita juga harus tambahkannya di dalam hasil tadi.

Hasil akhirnya adalah 74%

Mengubah persen menjadi pecahan

Untuk mengubah persen menjadi pecahan sangat mudah. Karena pada dasarnya persen itu adalah perseratus.

Jadi kalau kita melihat 25% itu tandanya adalah 25/100. Setelah itu, kita bisa mengubahnya menjadi bentuk pecahan paling sederhana, yaitu 1/4.

Contoh lainnya adalah 60% yang artinya 60/100. Setelah disederhanakan maka kita bisa mendapatkan  3/5.

Mengubah persen ke desimal

Teman teman perhatikan gambar di atas untuk memahami cara mengubah persen menjadi desimal.

Seperti yang tertulis pada gambar, kuncinya adalah menambahkan koma setelah dua angka dari kanan karena pada dasarnya kita membagi angka persen dengan angka 100.

Jadi, seperti contoh 5% kita mengubahnya menjadi pecahan, yaitu 5/100. Setelah itu kita bagi 5 dengan 100, hasilnya adalah 0,05.

Untuk mudahnya kita bisa menambahkan dua angka 0 di sebelah kiri angka 5, kemudian menambahkan koma dua angka dari kanan.

Untuk soal 25%, kita hanya cukup menambahkan satu buah angka 0, karena pada dasarnya ia memiliki dua angka. Jadi, 0,25.

Untuk persen dalam bentuk koma sepert 74,5%, kita harus menambahkan koma dua angka setelah koma.

Jadi, koma harusnya terletak di sebelah kiri angka 7, tapi kita harus menambahkan angka 0 di depannya agar menjadi angka desimal, yaitu 0,745.

 

Sumber :

1. https://www.youtube.com/watch?v=8djU-acMCa8

2. https://bobo.grid.id/read/082258532/rangkuman-dan-soal-materi-pecahan-desimal-dan-persen-belajar-dari-rumah-tvri-untuk-sd-kelas-4-6?page=all

16Sep2021

Pengertian Kalimat Efektif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.

Sementara, efektif dalam KBBI diartikan sebagai ada efek (akibat, pengaruh, kesan). Jadi dapat diartikan, kalimat efektif adalah satuan bahasa yang lengkap dan sesuai kaidah yang dapat mengakibatkan pembaca atau pendengar mudah memahami.

Menurut buku buku ‘Membina, Memelihara, dan Menggunakan Bahasa Indonesia Secara Benar’ Karya Edi Suyanto, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat pula.

Kalimat efektif dan tidak efektif biasanya bisa dibedakan dari kaidah-kaidah dalam penyusunan kalimat. Jika itu kalimat efektif maka harus memenuhi:

(1) unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat,

(2) aturan-aturan tentang Ejaan Yang Disempurnakan, dan

(3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi).

  • Ciri-Ciri Kalimat Efektif

Masih dalam buku karya Edi Suyanto, ciri-ciri kalimat efektif yang mudah dipahami pendengar atau pembaca, antara lain mencakup:

1. Kesatuan dan Kesepadanan

Kalimat efektif harus memiliki keseimbangan antara pikiran atau gagasan dengan struktur bahasa yang dipergunakan. Kesepadanan kalimat ini dapat dilihat dari struktur bahasa dalam mendukung gagasan atau konsep yang merupakan kepaduan pikiran.

Pada umumnya dalam sebuah kalimat terdapat satu ide atau gagasan yang hendak disampaikan. Kesatuan dalam suatu kalimat bisa dibentuk jika ada keselarasan antar subjek-predikat, predikat-objek, dan predikat keterangan.

2. Kesejajaran

Kalimat efektif juga harus mengandung kesejajaran antara gagasan yang diungkapkan dan bentuk bahasa sebagai sarana pengungkapnya. Kesejajaran dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk kata atau kalimat atau konstruksi bahasa yang sama dan dipakai untuk memberi kejelasan kalimat secara keseluruhan.

3. Penekanan

Setiap kalimat memiliki sebuah gagasan pokok yang ingin ditekankan atau ditonjolkan penulis untuk pembaca atau pendengar. Seorang pembicara akan memberi penekanan pada bagian kalimat dengan memperlambat ucapan, meningkatkan suara, dan sebagainya.

Penekanan dalam kalimat adalah upaya pemberian aksentuasi, pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau bagian kalimat, agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan/penekanan itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca.

Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberi penekanan pada kalimat, antara lain dengan cara pemindahan letak frase dan mengulangi kata-kata yang sama.

4. Hemat Kata

Hemat dalam kalimat efektif maksudnya adalah kehematan dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak perlu. Sebuah kata dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, melainkan menyangkut tentang gramatikal dan makna kata.

Poin utamanya adalah seberapa banyaknya kata yang bermanfaat dan penting bagi pembaca atau pendengar. Untuk membuat kalimat efektif yang hemat setidaknya hindari pengulangan subjek kalimat, hiponim, bentuk kata bersinonim, makna jamak yang ganda, pemakaian kata depan ‘dari’ dan ‘daripada’.

5. Variasi Struktur Kalimat

Seseorang akan dapat menulis dengan baik apabila ia juga seorang pembaca yang baik. Akan tetapi, pembaca yang baik tidak berarti ia juga penulis yang baik. Seorang penulis harus menyadari bahwa tulisan yang dibuatnya akan dibaca orang lain.

Sebuah bacaan atau tulisan yang baik merupakan suatu komposisi yang dapat memikat pembacanya untuk terus membaca sampai selesai. Salah satu caranya adalah menggunakan variasi kalimat yang didapatkan dengan membaca dan memperkaya kata-kata.

  • Contoh Kalimat Efektif

Adapun contoh kalimat efektif yang disempurnakan dari kalimat tidak efektif, di antaranya:

Kalimat tidak efektif karena pengulangan subjek

– Siswa itu segera masuk ruangan kelas setelah dia melihat kepala sekolah datang.

Contoh kalimat efektif sesudah menghilangkan subjek yang tidak perlu

– Siswa itu segera masuk ruangan kelas setelah melihat kepala sekolah datang.

Kalimat tidak efektif dengan Hiponim

– Buah Jambu dan Buah Mangga adalah buah kesukaan Ibuku

Contoh kalimat efektif tanpa Hiponim

– Jambu dan Mangga adalah buah kesukaan Ibuku

Kalimat tidak efektif karena bentuk kata bersinonim

– Kita harus bekerja dengan keras dan sungguh-sungguh agar supaya hidup ini menjadi berkah

Contoh Kalimat efektif dengan menghilangkan kata bersinonim

– Kita harus bekerja dengan keras dan sungguh-sungguh supaya hidup ini menjadi berkah

– Kita harus bekerja dengan keras dan sungguh-sungguh agar hidup ini menjadi berkah

Kalimat tidak efektif dengan makna jamak yang ganda

– Semua pegawai-pegawai baru berkumpul di lapangan.

– pegawai baru berkumpul di lapangan

16Sep2021

Terdapat 4 operasi dasar matematika yaitu penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian. Di Indonesia , perkalian biasanya diajarkan pada murid kelas 2 sekolah dasar.

Tabel Perkalian

Pada umumnya anak-anak di beri tabel perkalian dan di suruh oleh guru untuk menghafal perkalian bilangan bulat dari 1 sampai 10. Seringkali murid tidak diajarkan konsep dasar perkalian sehingga sering dijumpai murid tidak dapat menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan perkalian. Untuk itu pada materi pelajaran sekolah kali ini tamanpustaka akan mengajarkan konsep perkalian dasar untuk sekolah dasar kelas 2.

Daftar Isi :

Definisi Perkalian

Sederhananya perkalian adalah penjumlahan pada angka yang sama secara berulang. Perkalian dasar menggunakan simbol × pada penulisan kalimat matematika. Perkalian “2 dikali 3” atau “2 kali 3” jika dituliskan secara matematika adalah 2×3. Operasi perkalian tersebut dapat dihitung dengan cara 2×3=3+3=6 atau dapat dituliskan 2×3=2+2+2=6.
Berlatih yuk !!!
1. 4×3=⋯+⋯+⋯=⋯
2. …×…=3+3+3=⋯
3. 6×…=6+6=⋯
4. 7×…=7+7+7+7=⋯
5. 3×6=⋯+⋯+⋯

Sifat-sifat perkalian

Pada bilangan real dan kompleks, yang meliputi bilangan asli, bilangan bulat, dan pecahan. Perkalian memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

Sifat Komutatif (Pertukaran)

Sifat Komutatif adalah sifat operasi hitung terhadap 2 bilangan yang memenuhi pertukaran letak antar bilangan sehingga menghasilkan hasil yang sama. Sifat komutatif juga disebut dengan hukum komutatif. Sifat ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

a×b=b×a=c

Dimana a dan b adalah 2 bilangan yang dioperasikan dan c adalah hasil operasi hitung.
Operasi hitung yang memenuhi sifat komutatif menghasilkan hasil yang sama, walaupun letak bilangan yang dihitung saling di tukarkan.
Contoh :
a. 3×4=4×3=12
Karena 3×4=12 dan 4×3=12
b. 5×4=4×5=20
Karena 5×4=20 dan 4×5=20
Berlatih yuk !!!
1. 2×5=5×…=⋯
2. …×7=⋯×4=28
3. 6×4=⋯×6=⋯
4. 3×…=9×…=27
5. 4×…=8×4=⋯

Sifat Asosiatif (Pengelompokan)

Sifat asosiatif adalah sifat pengelompokan, artinya pada proses perkalian meskipun dikelompokkan dengan cara yang berbeda hasilnya akan tetap sama. Sifat Asosiatif pada perkalian dapat dirumuskan sebagai berikut :

(a×b)×c=a×(b×c)


Contoh :
(4×3)×2=3×(4×2)=24
Berlatih yuk !!!
1. (4×…)×5=⋯×(3×5)=60
2. (2×3)×5=⋯×(…×…)=⋯
3. (7×…)×…=⋯×(2×3)=42
4. (…×6)×5=2×(…×5)=60
5. (…×…)×…=8×(2×5)=80

Sifat Distributif (Penyebaran)

Sifat distributif adalah sifat operasi hitung dengan 2 operasi hitung berbeda, salah satu operasi hitung berfungsi sebagai operasi penyebaran dan operasi lainnya digunakan untuk menyebarkan bilangan yang dikelompokkan dalam tanda kurung. Siat distributig sangat penting dalam menyederhanakan ekspresi aljabar. Sifat distributif juga disebut dengan hukum distributif.
Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

a×(b+c)=(a×b)+(a×c)=d

Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a×(b-c)=(a×b)-(a×c)=d
Contoh :
Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan :
4×(3+2)=(4×3)+(4×2)=20
Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan :
4×(3-2)=(4×3)-(4×2)=4

Berlatih yukk !!!
1. 5×(5+2)=(…×…)+(…×…)=25
2. (2×3)+(2×5)=⋯×(…+⋯)=16
3. 7×(4-…)=(…×…)-(…×2)=14
4. (8×6)-(8×5)=⋯×(…-…)=8
5. (…+⋯)×…=(8×2)+(8×3)=40

Sifat Identitas

Sifat Identitas pada perkalian adalah bilangan berapapun jika dikalikan dengan 1(satu) akan menghasilkan bilangan itu sendiri. Sifat identitas pada perkalian dapat dirumuskan sebagai berikut :

a×1=a

Sifat Nol

Sifat Nol pada perkalian adalah bilangan berpapun jika dikalikan dengan 0(nol) adalah 0(nol). Sifat nol pada perkalian dapat dirumuskan sebagai berikut :

a×0=0

Negasi

Pada perkalian berlaku sifat negasi atau ingkaran. Sifat negasi dapat dirumuskan sebagai berikut :

-1×a=-a

-1×-a=a


Contoh :
-4×3=-12
-4×-3=12
Berlatih yukk !!!
1. -5×5=⋯
2. -3×6=⋯
3. -2×-4=⋯
4. -4×-8=⋯
5. -7×2=⋯

Demikian materi pelajaran tentang konsep perkalian dasar untuk sekolah dasar kelas 2, semoga bermanfaat.

16Sep2021

Di dalam ilmu olahraga, ada dua jenis gerak, yaitu gerak lokomotor dan gerak non-lokomotor. Namun, tak banyak yang tahu tentang kedua jenis gerak tersebut.

Gerak lokomotor adalah gerakan yang menyebabkan perpindahan tubuh dari satu tempat ke tempat lain. Keterampilan lokomotor didefinisikan sebagai keterampilan berpindahnya individu dari satu tempat ke tempat yang lain.
Jadi, dalam gerak lokomotor, seseorang harus memindahkan tubuh dari posisi A ke B dan ketika berpindah, tubuh akan terangkat untuk pindah ke posisi kedua.

Gerakan tersebut biasanya diajarkan pada anak anak usia dini, yakni saat latihan keterampilan gerak. Sebagian besar anak-anak akan belajar berjalan pada usia sekitar 1 tahun, dan berlari saat berusia sekitar 2 tahun.

Keterampilan gerak lokomotor bisa berkembang dari hasil tingkat kematangan perkembangan tertentu. Namun, latihan secara rutin dan pengalaman juga memiliki peran penting untuk mencapai kecakapan lokomotor seseorang.